BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di dalam
biologi yang evolusiner, tekanan penyimpangan hasil pemuliaan mengacu pada
kasus-kasus ketika keturunan dari persilangan antara individu dari
populasi-populasi yang berbeda mempunyai produktivitas lebih rendah dibanding
keturunan dari persilangan antara individu dari populasi yang sama. Peristiwa
ini dapat terjadi di dalam dua arah. Pertama-tama, pemilihan dalam satu
populasi akan menghasilkan suatu ukuran tubuh yang besar, sedangkan di dalam
ukuran tubuh populasi kecil yang lain boleh jadi lebih menguntungkan. Aliran
gen antara populasi-populasi ini boleh menjurus kepada individu dengan
ukuran-ukuran tubuh intermediate/antara, yang tidak akan adaptif dalam populasi
manapun.
Di dalam
istilah yang genetik, perkawinan tertutup (Biak-dalam/Inbreeding) adalah
pembiakan dari dua Ternak yang berhubungan dengan satu sama lain. Dalam
kebalikannya, silang luar, kedua orang tua secara total tidak bertalian. Karena
semua keturunan yang murni dari binatang menyusur-galurkan sampai kembali
kepada suatu nomor terbatas secara relatif sebagai dasar semua pembiakan murni
adalah oleh perkawinan tertutup (inbreeding), meski istilah itu tidak secara
umum digunakan untuk mengacu pada persilangan-persilangan di mana nenek moyang
pada umumnya tidak terjadi dan membendung suatu empat atau lima silsilah
generasi.
Inbreeding
depression Ini adalah penentuan suatu populasi dari gen resesif yang mengganggu
melalui perkawinan-perkawinan antara saudara yang dekat. Karena terjadi
persilangan, beberapa alel akan menghasilkan lebih banyak produktivitas pada
individu dibanding alel-alel yang lain. Dalam alel-alel “lain” kelas, alel-alel
yang jarang terdesak/terpendam bersifat mengganggu, ketika yang muncul sebagai
suatu genotipe homozygous di dalam individu oleh karena persilangan antar
saudara, sangat mengurangi produktivitas dari setiap gen mereka. Alel-alel
pengganggu muncul terus menerus melalui mutasi, sehingga mereka selalu hadir di
suatu populasi pada frekwensii yang rendah. Umpamakan kita mempunyai dua alel,
a dan a, di mana A adalah suatu alel yang normal dan a adalah satu alel yang
mengganggu. Genotipe homozygous aa dari alel yang mengganggu adalah jarang di
suatu populasi yang besar, karena dengan perjodohan yang acak, frekuensi yang
diharapkan suatu homozigot adalah penyelarasan. Kenyataannya dari frekuensi
alel p2, dan untuk suatu alel frekuensi rendah adalah suatu nilai yang kecil.
AA individu adalah paling cocok tentang ke tiga genotipe-genotipe yang mungkin.
Aa individu mempunyai produktivitas yang sama sebagai individu AA jika alel A
adalah dominan pada suatu alel-alel, atau mereka mungkin punya beberapa
intermediate/antara tingkat kebugaran jika dari alel persilangan itu alel-alel
lebih meningkat kualitasnya. Sehingga, aa individu menunjukkan beberapa ciri
mengganggu akan mengurangi produktivitas suatu individu dalam populasi.
Sebaliknya
depresi inbreeding adalah peningkatan penyimpangan hasil pemuliaan, yang sering
dikenal sebagai tenaga bastar atau heterosis. Satu contoh dari peningkatan
penyimpangan hasil pemuliaan adalah pemakaian tegangan bastar dari jagung, yang
sangat di luar genotip galur saudara. Dari sudut pandang dari gen resesif yang
mengganggu, tenaga bastar adalah tak lain hanya membalikkan depresi perkawinan
saudara; yang Biak-dalamnya adalah penutup alel-alel yang mengganggu terdesak
dengan individu pernyimpangan dari populasi-populasi yang berbeda. Pada
umumnya, populasi-populasi yang berbeda jenis, sama menempatkan alel-alel
pengganggu berbeda, maka keturunan persilangan antara orang tua dari dua
populasi tidak akan menjadi homozygous untuk alel-alel pengganggu yang sama.
Keturunan yang lebih produktif dibanding orangtua disebabkan karena gen-gen
tersebut disembunyikan oleh alel-alel (gen resesif) yang mengganggu; Jika keturunan
hasil persilangan akan diizinkan untuk kawin secara acak di dalam
generasi-generasi yang berikut, alel-alel yang mengganggu pemisahan akan ke
luar oleh karena mekanika dari pewarisan Mendelian dan individu hasil
homozygous untuk alel mengganggu akan mengurangi prodktivitas. Tetapi rata-rata
tingkat produktivitas di dalam populasi itu akan tetap lebih tinggi dibanding
tingkatan di dalam populasi ysng berkenaan dengan orangtua, karena frekuensi
dari tiap alel yang mengganggu sudah dikurangi dengan percampuran.
Peristiwa
ini terjadi secara dua arah. Salah satu cara adalah oleh "rawa" dari
gen-gen di tempat itu beradaptasi di suatu populasi yang liar dengan yang
tersesat, sebagai contoh, suatu populasi tempat penetasan. Dalam hal ini,
kompleks-kompleks gen adaptip di dalam populasi-populasi yang liar hanyalah
mahluk yang digantikan oleh imigrasi gen-gen yang menyesuaikan diri dengan -
lingkungan tempat penetasan atau kepada beberapa tempat yang lain. Sebagai
contoh, pemilihan dalam satu populasi akan menghasilkan suatu ukuran tubuh yang
besar, sedangkan di dalam ukuran tubuh populasi kecil yang lain boleh jadi
lebih menguntungkan. Aliran gen antara populasi-populasi ini boleh menjurus
kepada individu dengan ukuran-ukuran tubuh intermediate/antara, yang tidak akan
adaptip di dalam populasi manapun. Tekanan penyimpangan hasil pemuliaan cara
kedua dapat terjadi oleh kecocokan-kecocokan fisiologis atau biokimia antara
gen-gen di dalam populasi-populasi yang berbeda. Di dalam populasi-populasi
lokal, yang terisolasi, alel-alel terpilih untuk hal positif, menyeluruh pada
latar belakang genetik lokal. Karena tindakan gen yang tidak aditif, gen-gen
yang sama mungkin punya rerata yang berbeda di dalam latar belakang genetik
yang berbeda, evolusi gen yang potensial di tempat itu kompleks coadapted.
Keturunan antara orang tua dari dua populasi yang berbeda mungkin punya
fenotipe-fenotipe yang bukanlah baik untuk setiap lingkungan. Adalah penting
untuk mengingat-ingat bahwa dua mekanisme-mekanisme ini dari tekanan penyimpangan
hasil pemuliaan dapat beroperasi pada waktu yang sama. Bagaimanapun, penentuan
mekanisme lebih penting di dalam populasi tertentu sangat sulit.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
a. Pengertian inbreeding dan outbreeding?
b.
Contoh dari inbreeding dan outbreeding
dalah kehidupan ternak?
c. Proses inbreeding dan outbreeding dalam
kehidupan ternak yang berkaitan langsung dengan produktivitasnya?
d. Membedakan mekanisme kerja Inbreeding dan
Outbreeding dalam pemuliaan ternak?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Inbreeding dan Outbreeding
Inbreeding
(Silang dalam) adalah pembiakan /perkawianan hewan yang hubungan keturunannya
sangat dekat dengan situasi rata-rata dari populasi ternak tersebut. Oleh
karena itu kunci dalam penyelidikan pedigri untuk suatu pembuktian dari suatu
biak dalam ialah mencari leluhur bersama yang akan tampil dari pedigri masing2.
Jika penurun dari ternak (subyek pedigri) mempunyai leluhur bersama yang
bercermin dari peddigri keturunannya,mereka akan menjadi membiak dalam
(inbreed) dan derajat atau tingkat dari membiak dalam tersebut dapat dihitung
dan dinyatakan sebagai “koefisien Biak dalam” (inbreeding coefficient).
Koefisien biak-dalam (Inbreeding) ialah suatu nilai atau tingkat dimana sifat
heterozigot diperkecil atau sifat homozigot diperbesar generasi ke generasi di
dalam suatu populasi ternak.
Inbreeding depression Ini adalah
penentuan suatu populasi dari gen resesif yang mengganggu melalui
perkawinan-perkawinan antara saudara yang dekat. Karena terjadi persilangan,
beberapa alel akan menghasilkan lebih banyak produktivitas pada individu
dibanding alel-alel yang lain. Dalam alel-alel “lain” kelas, alel-alel yang
jarang terdesak/terpendam bersifat mengganggu, ketika yang muncul sebagai suatu
genotipe homozygous di dalam individu oleh karena persilangan antar saudara,
sangat mengurangi produktivitas dari setiap gen mereka. Alel-alel pengganggu
muncul terus menerus melalui mutasi, sehingga mereka selalu hadir di suatu
populasi pada frekwensii yang rendah. Umpamakan kita mempunyai dua alel, a dan
a, di mana A adalah suatu alel yang normal dan a adalah satu alel yang
mengganggu. Genotipe homozygous aa dari alel yang mengganggu adalah jarang di
suatu populasi yang besar, karena dengan perjodohan yang acak, frekuensi yang
diharapkan suatu homozigot adalah penyelarasan. Kenyataannya dari frekuensi
alel p2, dan untuk suatu alel frekuensi rendah adalah suatu nilai yang kecil.
AA individu adalah paling cocok tentang ke tiga genotipe-genotipe yang mungkin.
Aa individu mempunyai produktivitas yang sama sebagai individu AA jika alel A
adalah dominan pada suatu alel-alel, atau mereka mungkin punya beberapa
intermediate/antara tingkat kebugaran jika dari alel persilangan itu alel-alel
lebih meningkat kualitasnya. Sehingga, aa individu menunjukkan beberapa ciri
mengganggu akan mengurangi produktivitas suatu individu dalam populasi.
Outbreeding (Silang
luar) secara umum didefinisikan sebagai persilangan antar ternak yang memiliki
hubungan kekerabatan lebih jauh dari rataan hubungan kekerabatan kelompok asal
ternak. Pada perakteknya sangatlah sulit menentukan rataan hubungan kekerabatan
suatu populasi. Namun, secara umum dapat dikatan jika paling tidak dua ekor
ternak tidak memiliki tertua bersama paling tidak selama lima generasi maka
persilangan antar ternak ini disebut silang luar.
Ada tiga macam persilangan yang
tergolong silang luar, yaitu persilangan antar galur (line crossing),
persilangan antar breed, dan persilangan antar species. Persilangan antar galur
adalah persilanagn antar ternak yang sama yang tidak memiliki hubungan
kekerabatan. Persilangan antarbangsa merupakan persilangan antarternak dari dua
bangsa yang berbeda. Persilanag ini sering disebut cross breeding dan merupakan
persilangan yang umum dilakukan. Persilangan antarspecies merupakan persilangan
yang paling jarang dilakukan, karena ternak dari species yang berbeda sering
gagal disilangkan.
B. Contoh dari Inbreeding dan Outbreeding
dalam Kehidupan Ternak
a.
Inbreeding
(silang dalam)
Contoh silang dalam yang paling
ekstrim dapat dilihat pada ternak yang melakukan perkawinan secara terus
menerus misalnya Perkawinan IB pada sapi potong dengan Jenis Straw yang sama.
Katakanlah generasi pertama suatu populasi tanaman menyerbuk sendiri hanya
terdiri atas individu-individu dengan genotipe Aa. Oleh karena terjadi
penyerbukan sendiri di antara genotipe Aa, maka pada generasi kedua dari
seluruh populasi akan terdapat genotipe AA, Aa, dan aa masing-masing sebanyak
1/4, 1/2, dan 1/4 bagian. Pada generasi ketiga genotipe AA dan aa akan
bertambah 1/8 bagian yang berasal dari segregasi genotipe Aa pada generasi
kedua. Sebaliknya, genotipe Aa akan berkurang menjadi 1/4 bagian sehingga
populasi generasi ketiga akan terdiri atas (1/4+1/8) AA, 1/4 Aa, dan (1/4+1/8)
aa atau 3/8 AA, 1/4 Aa, 3/8 aa. Dengan demikian, sampai dengan generasi ketiga
saja sudah terlihat bahwa frekuensi genotipe homozigot, baik AA maupun aa,
mengalami peningkatan, sedang frekuensi heterozigot Aa berkurang.
Genotipe homozigot untuk suatu lokus tertentu –
jika kita berbicara individu normal diploid – mempunyai dua buah alel yang sama
pada lokus tersebut. Persamaan di antara dua alel pada genotipe homozigot dapat
terjadi dengan dua kemungkinan. Pertama, mereka secara fungsional sama sehingga
menghasilkan fenotipe yang sama pula. Dua alel semacam ini dikatakan sebagai alel serupa (alike in state).
Kemungkinan kedua, mereka berasal dari hasil replikasi sebuah alel pada
generasi sebelumnya. Jika hal ini yang terjadi, maka kedua alel tersebut
dikatakan seasal atau identik (identical by descent). Untuk menggambarkan besarnya peluang bahwa dua
buah alel yang sama pada individu homozigot merupakan alel identik digunakan
suatu nilai yang disebut sebagai koefisien silang
dalam (inbreeding coefficient). Nilai ini besarnya berkisar dari 0 hingga 1,
dan biasanya dilambangkan dengan F. Nilai F sama dengan 0 apabila kedua alel
pada individu homozigot tidak mempunyai asal- usul yang sama atau merupakan
hasil kawin acak. Sebaliknya, nilai F sama dengan 1 apabila kedua alel
sepenuhnya merupakan alel identik atau berasal dari leluhur
bersama (common
ancestor)yang sangat dekat. Besarnya nilai F dapat dihitung dari diagram
silsilah. Misalnya, individu A kawin dengan B menghasilkan
dua anak, yaitu C dan D. Selanjutnya, kakak beradik C dan D kawin, mempunyai
anak X. Koefisien silang dalam individu X dapat dihitung sebagai berikut.
Hitung jumlah loop.
Loop adalah jalan
yang menghubungkan kedua orang tua X (C dan D) melewati leluhur
bersama (A dan B). Pada soal ini terdapat dua loop, yaitu CAD dan CBD.
Hitung
jumlah individu yang terdapat pada tiap loop
sebagai nilai
Hitung nilai F dengan rumus : F = Σ (½)n(1 + FA)
Hitung nilai F dengan rumus : F = Σ (½)n(1 + FA)
n
= jumlah individu yang terdapat pada tiap loop(pada
soal ini terdapat 3 individu, baik pada loopCAD
maupun CBD)
FA = koefisien silang dalam leluhur
bersama (pada soal ini FA dan
FB masing-masing sama
dengan 0 karena dianggap sebagai individu hasil kawin acak) Dengan demikian, nilai F individu X (FX)
pada contoh soal tersebut di atas adalah :
= (½)3(1
+ 0) + (½)3(1 + 0) = ¼.
Hal ini berarti bahwa peluang bertemunya
alel-alel identik yang berasal dari leluhur bersama, baik A maupun B, pada
individu X besarnya ¼.
Makin besar nilai F, makin cepat diperoleh tingkat homozigositas yang tinggi. Sebagai gambaran, pembuahan sendiri dapat mencapai homozigositas 100% pada generasi keenam, sementara perkawinan antara saudara kandung baru mencapainya pada generasi keenam belas. Peningkatan homozigositas akibat silang dalam dapat menimbulkan tekanan silang dalam (inbreeding depression) apabila di antara alel-alel identik yang bertemu terdapat sejumlah alel resesif yang kurang menguntungkan.
Makin besar nilai F, makin cepat diperoleh tingkat homozigositas yang tinggi. Sebagai gambaran, pembuahan sendiri dapat mencapai homozigositas 100% pada generasi keenam, sementara perkawinan antara saudara kandung baru mencapainya pada generasi keenam belas. Peningkatan homozigositas akibat silang dalam dapat menimbulkan tekanan silang dalam (inbreeding depression) apabila di antara alel-alel identik yang bertemu terdapat sejumlah alel resesif yang kurang menguntungkan.
b.
Outbreeding
(silang Luar)
Contoh pada pemuliaan
Tanaman antara lain untuk merakit varietas jagung hibrida. Galur murni A
disilangkan dengan galur murni B, mendapatkan hibrid H. Namun, karena biji
hibrid H ini dibawa oleh tongkol tetuanya (A atau B) yang kecil, maka jumlah
bijinya menjadi sedikit dan tidak cukup untuk dijual kepada petani. Oleh karena
itu, jagung hibrida yang dipasarkan biasanya bukan hasil silang
tunggal(single cross) seperti itu, melainkan hasil silang tiga arah (three-way cross) atau silang ganda (double cross). Pada silang tiga arah
hibrid H digunakan sebagai tetua betina untuk disilangkan lagi dengan galur
murni lain sehingga biji hibrid yang dihasilkan akan dibawa oleh tongkol hibrid
H yang ukurannya besar. Agak berbeda dengan silang tiga arah, pada silang ganda
hibrid H disilangkan dengan hibrid I hasil silang tunggal antara galur murni C
dan D. Dalam silang ganda ini, sebagai tetua betina dapat digunakan baik hibrid
H maupun hibrid I karena kedua-duanya mempunyai tongkol yang besar.
C.
Proses Inbreeding dan Outbreeding dalam Kehidupan Ternak yang Berkaitan Langsung dengan Produktivitasnya
a.
inbreeding
Perkawinan tertutup adalah perkawinan ternak-ternak yang
mempunyai suatu hubungan yang semakin dekat kepada satu sama lain dibanding
hubungan rerata di dalam populasi terkait. Ukuran nya adalah sehubungan dengan
beberapa populasi, sama seperti ukuran hubungan adalah. Pembiakan murni adalah
perkawinan tertutup sehubungan dengan keseluruhan jenis, ternak-ternak tetapi
berdarah asli tidak banyak lekat hasil perkawinan keluarga sehubungan dengan
keturunan mereka. Perkawinan tertutup adalah perkawinan individu yang lebih
berhubungan erat dibanding para anggota rerata suatu keturunan atau populasi.
Perkawinan tertutup meningkatkan homozygositas dan konsekuensi genetik dari
perkawinan tertutup yang muncul secara langsung dari homozygositas yang ditingkatkan.
Hal tersebut menegaskan bahwa Inbreeding (perkawinan Tertutup) adalah
perkawinan antara saudara satu keturunan yang secara langsung meningkatkan
Homozigositas.
Dalam perkawinan ternak yang jumlah populasinya relatif kecil
maka sering terjadi perkawinan antar bapak dengan anak, anak dengan anak, kakek
dengan cucu dan sebagainya. Nampaknya keadaan ini tak bisa dihindari sehingga
dengan meningkatnya intensitas kawin antar keluarga atau inbreeding, akan
diikuti pula oleh peningkatan koefisien inbreding. Peningkatan koefisien
inbreeding akan di ikuti oleh penurunan kwalitas produksi atau bobot badan.
Makin besar koefisien inbreedingnya maka makin besar pula penurunan bobot
badan, secara teoritis setiap produksi dalam hal ini bobot badan sebesar 1 %.
Mungkin faktor ini merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas produksi
ternak sapi di pulau Lombok.
Menciptakan bangsa baru ternak mempunyai dua prosedur yaitu:
(1) menciptakan bangsa baru ternak dari kombinasi bangsa , strain, atau tipe
ternak lokal yang telah ada, dan (2) prosedur menciptakan bangsa baru ternak guna
memenuhi permintaan khusus. Dalam perkembangan terakhir ini, penciptaan bangsa baru
ternak lebih banyak diarahkan kepada penciptaan bangsa baru guna memenuhi
kebutuhan khusus yang sesuai dengan permintaan pasar. Dalam hal ini, bangsa
baru ternak mungkin diciptakan dari suatu bangsa saja dengan tujuan memperoleh
bangsa murni untuk type yang diinginkan, dan mungkin pula di ciptakan dengan
program perkawinan yang terus-menerus atau dengan saling menyilangkan bangsa
crossbreed.
faktor pendukukung pembentukan bangsa baru ini adalah dengan
Keberhasilan usaha untuk menghasilkan bangsa baru ternak sangat tergantung pada
dua faktor, yaitu pemanfaatan heterosis dan jumlah total ternak-ternak dalam populasi.
Adanya heterosis pada keturunan karena adanya pengaruh gen-gen dominan dan
besarnya keunggulan dari type crossbred yang digunakan sebagai dasar dari suatu
bangsa baru disebaabkan oleh kombinasi gen dengan pengaruh aditif lawan
heterosis yang disebabkan oleh pengaruh gen non-aditif . Untuk kepentingan jumlah total ternak-ternak dalam populasi. Populasi yang digunakan untuk membentuk suatu bangsa baru
harus cukup besar untuk mencegah derajat silang dalam naik lebih dari 0.5
sampai 1.0 persen tiap generasi. Bila silang dalam meningkat lebih cepat lagi,
maka produktivitas dapat cukup tertekan sehingga membahayakan keberhasilan dari
bangsa baru itu.
b.
Outbreeding
Silang luar (biak-luar) yang dikombinasikan dengan pemilihan
adalah suatu teknik sangat bermanfaat dalam perbaikan keturunan yang mencakup
kepada ciri-ciri yang turun temurun yang sangat bermanfaat. Silang luar dikombinasikan dengan pemilihan adalah suatu
teknik yang sangat bermanfaat dalam perbaikan keturunan yang mencakup kepada
ciri-ciri yang turun temurun sangat bermanfaat. Silang luar, persilangan murni
yang tidak bertalian dengan menternakkan binatang-binatang yang dikawinkan di
dalam keturunan yang sama disebut juga sebagai penyimpangan hasil pemuliaan.
Perkawinan Ternak-ternak tidak memiliki nenek moyang, umum bersebelahan dari
silsilah sampai dengan 4 sampai 6 generasi dan keturunan-keturunan persilangan
seperti itu dikenal sebagai persilangan jauh.
Keturunan campuran adalah suatu bentuk spesial dari
penyimpangan hasil pemuliaan di mana orang tua memiliki keturunan-keturunan
yang berbeda. Itu secara umum mengakibatkan ukuran yang ditingkatkan, vitalitas
dan kesuburan; tetapi jumlah dari peningkatan adalah variabel ini di dalam
persilangan yang berbeda. Istilah biak-luar sebenarnya kebalikan dari biak-dalam.
Membiak-luar adalah perkawinan ternak yang hubungan keluarganya kurang dari
hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal, Atau untuk
mudahnya dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama paling sedikit
empat generasi. Silang luar biasanya menerapkan hanya untuk perjodohan di
dalam suatu keturunan yang murni. Bisa berarti hal yang sama sebagai
penyimpangan hasil pemuliaan tetapi biasanya menyiratkan juga satu tujuan untuk
kembali ke keluarga yang asli atau berusaha mengawinkan hasil penyimpangan
pemuliaan . Adalah penting untuk mengingat-ingat bahwa dua
mekanisme-mekanisme ini dari tekanan penyimpangan hasil pemuliaan dapat
beroperasi pada waktu yang sama. Bagaimanapun, penentuan yang mekanisme lebih
penting di dalam populasi tertentu adalah sangat sulit .
Sebagai contoh, jika keturunannya adalah homozygot dominan
(frekuensi dari gen dominan ialah 10) dan menternakkan dua homozygot yang ada
untuk pasangan gen tertentu ( Frekuensi dan gen resesif itu adalah 10), semua
keturunan dari suatu silang ternak-ternak dua keturunan ini akan heterozygot.
Karena bentuk keturunan-keturunan adalah homozygous untuk alel-alel yang
berbeda satu pasangan, jumlah maksimum dari heterozigositas adalah yang dicapai
di dalam generasi F1. Dengan pemisahan gen-gen di dalam generasi-generasi yang
kemudian, mengurangi heterozigot, seperti yang ditunjukkan di dalam contoh yang
berikut. Statemen ini juga menerapkan ketika lebih dari satu pasang gen-gen
mempengaruhi sifat tertentu, sehingga dinyatakan bermacam-macam derajat tingkat
dari heterozigot. Jadi, Dengan demikian, kita berbicara tentang satu atau lebih
ternak yang heterozygot dibanding yang lain untuk ciri-ciri tertentu .
Penyimpangan hasil pemuliaan adalah suku umum yang
diberlakukan bagi setiap sistem pemuliaan di mana binatang-binatang dikawinkan
lebih sedikit yang bersifat berhubungan erat dengan rerata dibanding dari
populasi yang mana mereka datang. Heterosis adalah perbedaan di dalam kinerja
dari keturunan dari rerata jenis-jenis yang berkenaan dengan orangtua yang
sering mengamati menternakkan silang luar, mengawinkan yang bentuk sejenis,
atau sejenis. Basis fisiologis dan genetik dari heterosis tidak jelas dipahami.
Antar di dalam persilangan jenis, heterosis adalah paling nyata untuk ciri-ciri
yang turun temurun rendah berhubungan dengan keuntungan kesuburan dan
kelangsungan hidup di produksi komersial meskipun menternakkan dan kemungkinan
mengawinkan yang sejenis di dalam garis keturunan-keturunan. teknik-teknik
Menternakkan pada heterosis yang dirancang untuk ditingkatkan atau memperbaiki
kemampuan menggabung bentuk atau kombinasi keturunan dapat meningkatkan
aplikabilitas pada ternak. Persilangan jenis, di mana perkawinan keledai dan
kuda betina untuk menghasilkan keledai adalah terbaik yang dikenal, cukup untuk
menjadi silang subur. Kesuburan sangat rendah atau di antara keturunan dari kebanyakan
persilangan jenis. perkawinan mempunyai keuntungan yang berikut. (1) metoda ini
adalah sangat efektif karena karakter-karakter yang sebagian besar di bawah
kendali dari gen-gen dengan pengaruh penambahan seperti; produksi susu, laju
pertumbuhan di dalam ternak, seperti pada daging sapi, dll. (2) sistim yang
efektif untuk perbaikan genetika jika dikombinasikan dengan seleksi. (3) merupakan
cara terbaik untuk kebanyakan perkawinan.
Criss-Crossing adalah persilangan ternak yang terpisah dari
Crosbreeding. Di mana keduanya sebagai silang alternatif, cara ini dikenal
sebagai criss-crossing. Metoda itu diusulkan karena memanfaatkan heterosis di
dalam kedua induk dan keturunan. Biak silang hingga saat in tetap memegang
peranan penting dalam perbaikan mutu ternak. Banyak ternak yang disebut
sekarang Murni (Pure Bred) sebenarnya adalah hasil biak silang beberapa waktu
yang lalu dan masalah penentuan istilah antara hasil biak silang dan peranakan
atau blasteran tetap ada.
Persilangan rangkap tiga, Di dalam sistim ini tiga keturunan
silang di suatu cara relatif. juga dikenal sebagai persimpangan hal
persilangan. keturunan-keturunan digunakan di dalam sistim ini. induk dari
persilangan menggunakan suatu pejantan dari keturunan-keturunan yang murni
bergiliran. Keturunan campuran itu memiliki 4/7 warisan, dari keturunan dari
pejantan 2/7 dan induk 1/7 bahan yang diturunkan dari induk sedang yang lain tetap
diwariskan .
Silang balik adalah perkawinan kembali suatu ternak keturunan
campuran dengan salah satu ras orangtua yang murni, untuk menghasilkannya.
biasanya digunakan oleh peternak-peternak. Ketika salah satu dari orang tua
memproses semua atau kebanyakan dari menerima ciri-ciri, silang balik
mengizinkan suatu analisa yang pasti dari situasi genetika dibanding menhitung
F2. Silang balik adalah kawin suatu binatang kawin silang kembali ke pada yang sama jenis binatang sebagai salah seorang tentangnya
perents. Keturunan campuran lebih menguntungkan karena kesuburannya paling
tinggi dan induk dapat dijaga untuk periode waktu yang terpanjang dan di mana
biaya merawat mereka adalah paling rendah. Sebagian besar untuk keturunan
campuran pertimbangan ini diterapkan secara luas pada babi dan unggas dan
berikutnya dengan domba-domba.
Biak-silang antara spesies, Hal ini belum bayak dimanfaatkan
dalam dunia peternakan karena adanya kesulitan-kesulitan teknis dalam
kelanjutan penyilangan ternak yang berbeda jumlah kromosomnya. Sperma dapat
saja membuahi sel telur tetapi daya tahan hidup dari embrio umumnya menjadi
rendah. Pada umumnya anak jantan pertama (F1) dari hasil persilangan tersebut
menjadi mandul. Hingga saat ini, sebagai akibat dari nilai-nilai ekonomis,
usaha yang berlanjut mengenai penyilangan antara spesies seakan-akan tidak
diteruskan secara umum tetapi lebih ditujukan kepada keperluan-keperluan ilmiah
dan penelitian. Dengan bertambah majunya teknologi, termasuk teknologi ilmu
keturunan bukanlah mustahil jika di masa mendatang bidang ini menjadi penting
dan dapat dilaksanakan dengan baik jika nilai ekonomis produknya akan sangat
menguntungkan.
D.
Membedakan Mekanisme Kerja Inbreeding dan
Outbreeding dalam Pemuliaan Ternak.
a.
Biak –
dalam (Inbreeding)
Perkawinan tertutup adalah perjodohan
individu yang lebih berhubungan erat dibanding para anggota rerata suatu
keturunan atau populasi. Perkawinan tertutup meningkatkan homozygositas dan
konsekuensi genetik dari perkawinan tertutup yang muncul secara langsung dari
homozygositas yang ditingkatkan. Koefisien biak-dalam mengukur proporsi tempat
yang mempunyai heterozigot di dalam populasi dasar, yang mungkin sudah menjadi
homozigot ke perkawinan tertutup.
Jika penurunan dari ternak (subjek
pedigri) mempunyai leluhur bersama yang bercermin dari pedigri keturunannya,
mereka akan menjadi biak-dalam (inbred) dan derajat atau tingkat dari biak
dalam tersebut dapat di hitung dan dinyatakan sebagai “koefisien biak dalam”
(inbreeding coefficient). Jadi,
tingkat membiak dalam tersebut tergantung dari berapa dekat hubungan keluarga
antara kedua penurunnya, sebenarnya sudah dapat membiak-dalam, tetapi jika
mereka tidak berhubungan keluarga satu sama lain maka subjek tersebut tidak
akan membiak-dalam Keuntungan dari perkawinan tertutup adalah (1) Perkawinan
tertutup menghapuskan gen resesif yang tidak diinginkan dari
bursa/stock-bursa/stock pembiakan; (2) karena gen-gen yang diinginkan sering
binatang-binatang dominan, yang diinginkan baik sering prepotent. Prapotensi
istilah berarti kemampuan dari suatu binatang, yang manapun [jantan/pria] atau
wanita untuk mengabadikan suatu karakteristik-karakteristik yang di-set yang
diberi di dalam keturunan mereka; (3) oleh perkawinan tertutup bentuk atau
keluarga-keluarga dapat dikembangkan sebagai dasar dari gen dominan ataupun
resesif Murni; (4) perkawinan tertutup ditambahkan dengan pemilihan di atas
periode waktu sudah menimbulkan banyak keturunan yang berharga dari ternak; (5)
Oleh perkawinan tertutup dan pemilihan banyak rangkaian binatang-binatang
labolaratorium seperti tikus-tikus, kelinci-kelinci, guineapigs (Marmut) dll.
Pada umumnya, tindakan gen resesif adalah
kurang baik kepada kesehatan. Hal ini bervariasi dari mereka yang gen-gen
bersifat mematikan di dalam status terpendam kepada mereka yang mempunyai
pengaruh seperti itu yang sedikit bahwa itu dapat dengan susah dicatat atau
tidak akan dicatat sama sekali. efek tak diinginkan yang manapun dari
perkawinan tertutup adalah karena beberapa pasang gen resesif, masing-masing dimana
hanya mempunyai suatu pengaruh merugikan yang sedikit pada ciri yang sama.
Mungkin dari hampir semau aksi. jika tidak semua, meskipun seperti itu gen-gen
yang demikian kegagalannya itu untuk menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan
atau melalui produksi protein-protein tidak biasa dan campuran-campuran lain
Koefisien biak- dalam ialah suatu nilai atau tingkat dimana sifat heterozygot
diperkecil atau sifat homozigot diperbesar generasi demi generasi di dalam
suatu populasi ternak. Kalkulasi dari koefisien biak- dalam dilukiskan sebagai
berikut:
Jika suatu populasi ternak tertutup
(tidak ada lagi variasi generasi genetik yang masuk di luar), dan pembiakan
langsung secara acak, maka tidak dapat dielakkan bahwa akan terjadi suatu
peningkatan dari tingkat biak-dalam melalui perkawinan antara keluarga. Di
dalam kelompok sapi yang terdiri dari 2 pejantan dan 50 ekor betina, maka sifat
heterozigot yang hilang anak menjadi (1/6 + 1/400) atau lebih kurang 6.5 %.
b.
Biak
luar (out breeding)
Istilah biak-luar sebenarnya kebalikan dari
biak-dalam. Membiak-luar adalah perkawinan ternak yang hubungan keluarganya
kurang dari hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal,
Atau untuk mudahnya dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama
paling sedikit empat generasi. Pada
sapi-sapi yang Secara genetic seperti sapi Simmental, Limosin dan Brahman
mempunyai mutu lebih baik dibandingkan sapi Bali akibatnya keturunan pejantan
sapi Simental, Brahman dan Limosin juga mempunyai mutu genetik yang lebih baik
diabandingkan keturunan pejantan sapi Bali.
Membiak-luar adalah suatu metode standar untuk
memperbesar variasi populasi, biak secara fenotip atau genotip. Keadaan
heterozigot dari populasi akan meningkat dan sebagai akibatnya
kesegaran/ketahanan dan daya adaptasi ternak terhadap lingkungan juga akan
meningkat. Untuk meningkatkan populasi dan produktivitas kambing pada usaha
tani lahan kering guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani maka
perlu diambil langkah-langkah upaya pengembagan salah satunya penyediaan bibit
unggul. Bila dipandang perlu dapat pula mendatangkan bibit kambing yang berasal
dari daerah-daerah kering seperti Afrika yang cukup banyak terdapat,
bangsa-bangsa kambing dengan pertumbuhan yang baik seperti kambing Mudian.
Pejantan kambing ini dapat mencapai bobot badan 50 – 60 Kg.
Biak silang hingga saat in tetap memegang
peranan penting dalam perbaikan mutu ternak. Banyak ternak yang disebut
sekarang Murni (Pure Bred) sebenarnya adalah hasil biak silang beberapa waktu
yang lalu dan masalah penentuan istilah antara hasil biak silang dan peranakan
atau blasteran tetap ada. Sehingga Beberapa bangsa diketahui menjadi Inbreed
atau mengalami perkawinan galur secara intensif selama tahap-tahap
pembentukannya. Biak-silang antara spesial, Hal ini banyak belum bayak dimanfaatkan dalam
dunia peternakan karena adanya kesulitan-kesulitan teknis dalam kelanjutan
penyilangan ternak yang berbeda jumlah kromosomnya. Sperma dapat saja membuahi
sel telur tetapi daya tahan hidup dari embrio umumnya menjadi rendah. Pada
umumnya anak jantan pertama (F1) dari hasil persilangan tersebut menjadi
mandul. Hingga saat ini, sebagai akibat dari nilai-nilai ekonomis, usaha yang
berlanjut mengenai penyilangan antara spesies seakan-akan tidak diteruskan
secara umum tetapi lebih ditujukan kepada keperluan-keperluan ilmiah dan
penelitian. Dengan bertambah majunya teknologi, termasuk teknologi ilmu
keturunan bukanlah mustahil jika di masa mendatang bidang ini menjadi penting
dan dapat dilaksanakan dengan baik jika nilai ekonomis produknya akan sangat
menguntungkan.
Biak-Silang antara keturunan Breed, Biak silang
antara keturunan ialah perkawinan dari hewan atau ternak yang berbeda jenisnya.
Meskipun secara tehnik yang dimaksud dengan istilah ini ialah membiak silangkan
dua keturunan murni, tetapi dalam aplikasinya sering dilaksanakan dengan suatu
sistem yang lebih luas, misalnya membiak silang ulang dua keturunan, membiak
silang tiga keturunan dan lain sebagainya. Sebagai suatu akibat dari proses
silang-dalam yang memisahkan suatu populasi menjadi sub-populasi yang genetis
berbeda, beberapa persilangan galur diharapkan lebih unggul dari populasi
asalnya. Silang Luar dan keturunan
campuran. Pengaruh yang genetik dari silang luar dan keturunan campuran
persisnya kebalikannya itu dari perkawinan tertutup. Sedangkan perkawinan
tertutup menuju ke untuk membuat lebih pasang gen-gen homozygous, ke luar
melintas dan penyimpangan hasil pemuliaan cenderung untuk meningkatkan
heterozigositas di dalam gen-gen di mana orang tua menguasai alel-alel yang
berbeda. Jika yang keturunan adalah homozygous dominan (frekuensi dari gen
dominan ia 10) dan menternakkan dua homozygous terdesak/terpendam untuk
pasangan gen tertentu ( Frekuensi dan gen resesif itu adalah 10), semua
keturunan dari suatu salib dari binatang-binatang dua keturunan ini akan
heterozygous. Karena keturunan-keturunan dan bentuk yang adalah homozygous
untuk alel-alel yang berbeda suatu pasangan, jumlah maksimum dari
heterozigositas adalah yang dicapai di dalam generasi F1. Dengan pemisahan
gen-gen di dalam generasi-generasi yang kemudiannya, heterozigositas
mengurangi, seperti yang ditunjukkan di dalam contoh yang berikut. Statemen ini
juga menerapkan ketika lebih dari satu pasang gen-gen mempengaruhi traid
tertentu, sehingga bermacam-macam derajat tingkat dari heterozigositas
dinyatakan. Jadi; Dengan demikian, kita berbicara tentang satu binatang selagi
lebih, atau lebih sedikit, heterozygous dibanding yang lain untuk ciri-ciri
tertentu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Persilangan secara inbreeding merupakan cara
untuk menemukan galur murni dalam keturunan sehigga pada dasarnya dilakukan
berbagai cara untuk menemukan galur terbaik, untuk mendapatkan hasil yang
maksimal inbreeding dilakukan dengan menyilangkan galur murni dari beberapa keturunan
yang berkaitan antara beberapa generasi sehingga gen resesi yang letal yang
terlihat tidak nampak. Juga terhadap respon imun pada ternak yang memiliki gen
homozigot resesif yang merugikan.
Sedangkan Outbreeding merupakan metode penyilangan campuran yang bertujuan untuk mengahasilkan ternak yang berkualitas dalam hal ini peningkatan produktivitas ternak itu sendiri.
Sedangkan Outbreeding merupakan metode penyilangan campuran yang bertujuan untuk mengahasilkan ternak yang berkualitas dalam hal ini peningkatan produktivitas ternak itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. 2012. Dasar Pemuliaan Ternak. http://hidayat-peternakan.blogspot.com
/2012/06/dasar-pemuliaan-ternak.html
Innah Wulandari. 2009.Inbreeding dan
outbreeding. http://situkangmulung.
blogspot.com /2009/03/ inbreeding-outbreeding.html
Innah Wulandari. 2010. Inbreeding dan Outbreeding dalam
Peternakan. http://situkangmulung.blogspot.com/2010/01/inbreeding-dan-outbreeding-dalam.html
Rohmat.
2008. Genetika. http://rohmatfapertanian.wordpress.com
/tag/genetika/