Makalah
Mahan
Pakan dan Formulasi Ransum
Bahan Pakan Tepung
Kerang
Pakan
Inkonvensional
Nama : Thalib Adrian
Nim : I
111 11298
Jurusan : Produksi
Ternak
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
PENDAHULUAN
Dalam memasuki era globalisasi dan era perdagangan bebas,
pembangunan industri peternakan mengalami pergeseran paradigma. Titik berat
difokuskan kepada sistem budidaya (onfarm) yang mengalami pergeseran ke
arah yang lebih terintegrasi dan komprehensif, yaitu agribisnis. Sistem
agribisnis industri peternakan mencakup usaha peternakan mulai dari subsistem
hulu (penyedia sapronak : pakan, bibit dan alat-alat), subsistem budidaya (onfarm),
subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran) dan subsistem agribisnis penunjang
(lembaga jasa dan kebijakan). Pakan merupakan salah satu komoditi dari
subsistem agribisnis hulu, atau dengan kata lain penyedia sapronak untuk
subsistem budidaya ternak. Pakan merupakan faktor terpenting untuk menunjang
budidaya ternak karena berimbas pada peningkatan bobot badan ternak dan
performa ternak yang diinginkan. Peningkatan populasi, susu dan telur sebagai
hasil ternak sangat tergantung dari penyediaan pakan yang baik dan berkualitas.
Selain itu dalam usaha peternakan biaya pakan mencapai persentasi dalam biaya
produksi yaitu mencapai 50 –70 %.
PEMBAHASAN
A. Tepung Kerang
Bahan tepung kerang merupakan
bahan pakan yang mirip peranannya dengan tepung tulang. Tepung kerang kerap
kali diberikan kepada ayam hias, ayam pelung, dan juga campuran ransum untuk
ayam ayam aduan. Tepung kerang digunakan pula sebagai pemecah mekanik makanan
ayam di dalam tembolok. Tetapi peranan kedua bahan pakan ini semakin merosot
dengan banyak beredarnya vitamin-mineral buatan pabrik yang relatif murah
pergram ransumnya (Rasyaf, 2001).
Bahan baku pakan berupa tepung
kerang diperoleh dengan cara menggiling kerang dari berbagai ukuran besar dan
kecil. Tepung kerang ini digunakan sebagai unsur pencampuran di dalam ransum
karena kandung Ca dan P nya cukup tinggi. Tepung kerang ini seperti halnya
tepung tulang juga sangat potensial dalam proses pertumbuhan dan berproduksi.
Pemakaian ideal dalam ransum 1% - 2 % (Sudarmono, 1996).
Tepung
kerang diperoleh dari kulit kerang yang dihaluskan menjadi tepung. Jenis tepung
ini merupakan sumber kalsium dan fosfor. Penggunaannya sering digunakan
bersamaan dengan tepung tulang. Kadar kalsium tepung kerang mencapai 38% jadi
lebih besar dari kandungan kalsium tepung tulang. Karena itu, penggunaan tepung
kerang untuk itik petelur jumlahnya tidaklah terlalu banyak (Suharno, 2001).
Tepung kerang memiliki
kandungan protein 2-3%, dan kalsium 30-40%. Sebaiknya diberikan kepada anak
itik dan itik dara sebanyak 1%, serta itik dewasa sebanyak 3% dari total ransum
yang diberikan (Martawijaya, dkk, 1996).
B.
Pakan
Inkonvensional
Salah satu contoh pakan inkonvensional
adalah memanfaatkan limbah pertanian. Pemanfaatan
limbah pertanian seperti jerami padi sebagai pakan bukan hal baru bagi
petani peternak. Namun disadari, limbah pertanian tersebut sebagai pakan
tambahan tak akan mencukupi kebutuhan pokok hidup ternak jenis ruminansia.
Yakni jenis ternak herbivora yang mempunyai keunikan dan keistimewaan
mengonsumsi hijauan pakan dalam jumlah besar sebagai sumber gizi dan energi
utama dibanding dengan ternak nonruminansia (monogastrik).
Jenis ternak ruminansia besar, misalnya
sapi dan kerbau. Sedang yang termasuk ruminansia kecil, kambing dan domba. Tak
disangkal pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan akan terus meningkat. Nilai
pakan limbah pertanian sangat tergantung pada macam limbah, varietas tanaman,
pemupukan, saat dan cara panen. Faktor pembatas tingkat pemanfaatan limbah
pertanian untuk ternak umumnya kegunaan bahan, kualitas yang rendah dan kurang
disukai ternak.
Atas dasar pertimbangan itu, perlu
ditemukan upaya meningkatkan pendayagunaan limbah pertanian untuk pakan
ruminansia. Tujuannya memperoleh sumber pakan alternatif yang murah, berasal
dari sumber inkonvensional yang mudah diperoleh, aman dipakai, dan menumbuhkan
kreativitas petani peternak sendiri untuk mengerjakannya.
Salah
satu alternatif pembuatan pakan ternak inkonvensional adalah pembuatan tepung
tulang dan tepung bulu. Selama ini kedua bahan tersebut masih dianggap limbah
ikutan dari berbagai produk peternakan seperti tulang dan bulu ayam. Tepung
bulu dapat dijadikan sumber protein dengan kandungan protein kasar lebih dari
44.7% (PK >20%) dan tepung tulang sebagai sumber Ca dan P yaitu 29.9% dan
12.5%.
PENUTUP
Kesimpulan
Pakan adalah segala
sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak, tanpa mengganggu kesehatan ternak.
Tepung
kerang diperoleh dari kulit kerang yang dihaluskan menjadi tepung.
Pakan Inkonvensional adalah pakan yang mudah
di peroleh dan harganya murah. Seperti dedak, bungkil, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. http://www.suaramerdeka.go.id.
Amoniasi jerami pakan bermutu/ dikutip 13 Maret 2009
Martawijaya. dkk, 1996. Itik Petelur. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Rasyaf, 2001. Seputar
Makanan Ayam Kampung. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Sudarmono, 1996. Pedoman
Pemeliharaaan Ayam Ras Petelur. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Suharno, 2001. Beternak
Itik Secara Intensif. Jakarta : Kanisius.