Kamis, 06 Juni 2013

Senin, 18 Februari 2013

Makala pemuliaan



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Di dalam biologi yang evolusiner, tekanan penyimpangan hasil pemuliaan mengacu pada kasus-kasus ketika keturunan dari persilangan antara individu dari populasi-populasi yang berbeda mempunyai produktivitas lebih rendah dibanding keturunan dari persilangan antara individu dari populasi yang sama. Peristiwa ini dapat terjadi di dalam dua arah. Pertama-tama, pemilihan dalam satu populasi akan menghasilkan suatu ukuran tubuh yang besar, sedangkan di dalam ukuran tubuh populasi kecil yang lain boleh jadi lebih menguntungkan. Aliran gen antara populasi-populasi ini boleh menjurus kepada individu dengan ukuran-ukuran tubuh intermediate/antara, yang tidak akan adaptif dalam populasi manapun.
Di dalam istilah yang genetik, perkawinan tertutup (Biak-dalam/Inbreeding) adalah pembiakan dari dua Ternak yang berhubungan dengan satu sama lain. Dalam kebalikannya, silang luar, kedua orang tua secara total tidak bertalian. Karena semua keturunan yang murni dari binatang menyusur-galurkan sampai kembali kepada suatu nomor terbatas secara relatif sebagai dasar semua pembiakan murni adalah oleh perkawinan tertutup (inbreeding), meski istilah itu tidak secara umum digunakan untuk mengacu pada persilangan-persilangan di mana nenek moyang pada umumnya tidak terjadi dan membendung suatu empat atau lima silsilah generasi.
Inbreeding depression Ini adalah penentuan suatu populasi dari gen resesif yang mengganggu melalui perkawinan-perkawinan antara saudara yang dekat. Karena terjadi persilangan, beberapa alel akan menghasilkan lebih banyak produktivitas pada individu dibanding alel-alel yang lain. Dalam alel-alel “lain” kelas, alel-alel yang jarang terdesak/terpendam bersifat mengganggu, ketika yang muncul sebagai suatu genotipe homozygous di dalam individu oleh karena persilangan antar saudara, sangat mengurangi produktivitas dari setiap gen mereka. Alel-alel pengganggu muncul terus menerus melalui mutasi, sehingga mereka selalu hadir di suatu populasi pada frekwensii yang rendah. Umpamakan kita mempunyai dua alel, a dan a, di mana A adalah suatu alel yang normal dan a adalah satu alel yang mengganggu. Genotipe homozygous aa dari alel yang mengganggu adalah jarang di suatu populasi yang besar, karena dengan perjodohan yang acak, frekuensi yang diharapkan suatu homozigot adalah penyelarasan. Kenyataannya dari frekuensi alel p2, dan untuk suatu alel frekuensi rendah adalah suatu nilai yang kecil. AA individu adalah paling cocok tentang ke tiga genotipe-genotipe yang mungkin. Aa individu mempunyai produktivitas yang sama sebagai individu AA jika alel A adalah dominan pada suatu alel-alel, atau mereka mungkin punya beberapa intermediate/antara tingkat kebugaran jika dari alel persilangan itu alel-alel lebih meningkat kualitasnya. Sehingga, aa individu menunjukkan beberapa ciri mengganggu akan mengurangi produktivitas suatu individu dalam populasi.
Sebaliknya depresi inbreeding adalah peningkatan penyimpangan hasil pemuliaan, yang sering dikenal sebagai tenaga bastar atau heterosis. Satu contoh dari peningkatan penyimpangan hasil pemuliaan adalah pemakaian tegangan bastar dari jagung, yang sangat di luar genotip galur saudara. Dari sudut pandang dari gen resesif yang mengganggu, tenaga bastar adalah tak lain hanya membalikkan depresi perkawinan saudara; yang Biak-dalamnya adalah penutup alel-alel yang mengganggu terdesak dengan individu pernyimpangan dari populasi-populasi yang berbeda. Pada umumnya, populasi-populasi yang berbeda jenis, sama menempatkan alel-alel pengganggu berbeda, maka keturunan persilangan antara orang tua dari dua populasi tidak akan menjadi homozygous untuk alel-alel pengganggu yang sama. Keturunan yang lebih produktif dibanding orangtua disebabkan karena gen-gen tersebut disembunyikan oleh alel-alel (gen resesif) yang mengganggu; Jika keturunan hasil persilangan akan diizinkan untuk kawin secara acak di dalam generasi-generasi yang berikut, alel-alel yang mengganggu pemisahan akan ke luar oleh karena mekanika dari pewarisan Mendelian dan individu hasil homozygous untuk alel mengganggu akan mengurangi prodktivitas. Tetapi rata-rata tingkat produktivitas di dalam populasi itu akan tetap lebih tinggi dibanding tingkatan di dalam populasi ysng berkenaan dengan orangtua, karena frekuensi dari tiap alel yang mengganggu sudah dikurangi dengan percampuran.
Peristiwa ini terjadi secara dua arah. Salah satu cara adalah oleh "rawa" dari gen-gen di tempat itu beradaptasi di suatu populasi yang liar dengan yang tersesat, sebagai contoh, suatu populasi tempat penetasan. Dalam hal ini, kompleks-kompleks gen adaptip di dalam populasi-populasi yang liar hanyalah mahluk yang digantikan oleh imigrasi gen-gen yang menyesuaikan diri dengan - lingkungan tempat penetasan atau kepada beberapa tempat yang lain. Sebagai contoh, pemilihan dalam satu populasi akan menghasilkan suatu ukuran tubuh yang besar, sedangkan di dalam ukuran tubuh populasi kecil yang lain boleh jadi lebih menguntungkan. Aliran gen antara populasi-populasi ini boleh menjurus kepada individu dengan ukuran-ukuran tubuh intermediate/antara, yang tidak akan adaptip di dalam populasi manapun. Tekanan penyimpangan hasil pemuliaan cara kedua dapat terjadi oleh kecocokan-kecocokan fisiologis atau biokimia antara gen-gen di dalam populasi-populasi yang berbeda. Di dalam populasi-populasi lokal, yang terisolasi, alel-alel terpilih untuk hal positif, menyeluruh pada latar belakang genetik lokal. Karena tindakan gen yang tidak aditif, gen-gen yang sama mungkin punya rerata yang berbeda di dalam latar belakang genetik yang berbeda, evolusi gen yang potensial di tempat itu kompleks coadapted. Keturunan antara orang tua dari dua populasi yang berbeda mungkin punya fenotipe-fenotipe yang bukanlah baik untuk setiap lingkungan. Adalah penting untuk mengingat-ingat bahwa dua mekanisme-mekanisme ini dari tekanan penyimpangan hasil pemuliaan dapat beroperasi pada waktu yang sama. Bagaimanapun, penentuan mekanisme lebih penting di dalam populasi tertentu sangat sulit. 
B.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
a.       Pengertian inbreeding dan outbreeding?
b.      Contoh dari inbreeding dan outbreeding dalah kehidupan ternak?
c.       Proses inbreeding dan outbreeding dalam kehidupan ternak yang berkaitan langsung dengan produktivitasnya?
d.      Membedakan mekanisme kerja Inbreeding dan Outbreeding dalam pemuliaan ternak?






















BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Inbreeding dan Outbreeding
Inbreeding (Silang dalam) adalah pembiakan /perkawianan hewan yang hubungan keturunannya sangat dekat dengan situasi rata-rata dari populasi ternak tersebut. Oleh karena itu kunci dalam penyelidikan pedigri untuk suatu pembuktian dari suatu biak dalam ialah mencari leluhur bersama yang akan tampil dari pedigri masing2. Jika penurun dari ternak (subyek pedigri) mempunyai leluhur bersama yang bercermin dari peddigri keturunannya,mereka akan menjadi membiak dalam (inbreed) dan derajat atau tingkat dari membiak dalam tersebut dapat dihitung dan dinyatakan sebagai “koefisien Biak dalam” (inbreeding coefficient). Koefisien biak-dalam (Inbreeding) ialah suatu nilai atau tingkat dimana sifat heterozigot diperkecil atau sifat homozigot diperbesar generasi ke generasi di dalam suatu populasi ternak.
            Inbreeding depression Ini adalah penentuan suatu populasi dari gen resesif yang mengganggu melalui perkawinan-perkawinan antara saudara yang dekat. Karena terjadi persilangan, beberapa alel akan menghasilkan lebih banyak produktivitas pada individu dibanding alel-alel yang lain. Dalam alel-alel “lain” kelas, alel-alel yang jarang terdesak/terpendam bersifat mengganggu, ketika yang muncul sebagai suatu genotipe homozygous di dalam individu oleh karena persilangan antar saudara, sangat mengurangi produktivitas dari setiap gen mereka. Alel-alel pengganggu muncul terus menerus melalui mutasi, sehingga mereka selalu hadir di suatu populasi pada frekwensii yang rendah. Umpamakan kita mempunyai dua alel, a dan a, di mana A adalah suatu alel yang normal dan a adalah satu alel yang mengganggu. Genotipe homozygous aa dari alel yang mengganggu adalah jarang di suatu populasi yang besar, karena dengan perjodohan yang acak, frekuensi yang diharapkan suatu homozigot adalah penyelarasan. Kenyataannya dari frekuensi alel p2, dan untuk suatu alel frekuensi rendah adalah suatu nilai yang kecil. AA individu adalah paling cocok tentang ke tiga genotipe-genotipe yang mungkin. Aa individu mempunyai produktivitas yang sama sebagai individu AA jika alel A adalah dominan pada suatu alel-alel, atau mereka mungkin punya beberapa intermediate/antara tingkat kebugaran jika dari alel persilangan itu alel-alel lebih meningkat kualitasnya. Sehingga, aa individu menunjukkan beberapa ciri mengganggu akan mengurangi produktivitas suatu individu dalam populasi.
Outbreeding (Silang luar) secara umum didefinisikan sebagai persilangan antar ternak yang memiliki hubungan kekerabatan lebih jauh dari rataan hubungan kekerabatan kelompok asal ternak. Pada perakteknya sangatlah sulit menentukan rataan hubungan kekerabatan suatu populasi. Namun, secara umum dapat dikatan jika paling tidak dua ekor ternak tidak memiliki tertua bersama paling tidak selama lima generasi maka persilangan antar ternak ini disebut silang luar.
            Ada tiga macam persilangan yang tergolong silang luar, yaitu persilangan antar galur (line crossing), persilangan antar breed, dan persilangan antar species. Persilangan antar galur adalah persilanagn antar ternak yang sama yang tidak memiliki hubungan kekerabatan. Persilangan antarbangsa merupakan persilangan antarternak dari dua bangsa yang berbeda. Persilanag ini sering disebut cross breeding dan merupakan persilangan yang umum dilakukan. Persilangan antarspecies merupakan persilangan yang paling jarang dilakukan, karena ternak dari species yang berbeda sering gagal disilangkan.
B.     Contoh dari Inbreeding dan Outbreeding dalam Kehidupan Ternak
a.       Inbreeding (silang dalam)
            Contoh silang dalam yang paling ekstrim dapat dilihat pada ternak yang melakukan perkawinan secara terus menerus misalnya Perkawinan IB pada sapi potong dengan Jenis Straw yang sama. Katakanlah generasi pertama suatu populasi tanaman menyerbuk sendiri hanya terdiri atas individu-individu dengan genotipe Aa. Oleh karena terjadi penyerbukan sendiri di antara genotipe Aa, maka pada generasi kedua dari seluruh populasi akan terdapat genotipe AA, Aa, dan aa masing-masing sebanyak 1/4, 1/2, dan 1/4 bagian. Pada generasi ketiga genotipe AA dan aa akan bertambah 1/8 bagian yang berasal dari segregasi genotipe Aa pada generasi kedua. Sebaliknya, genotipe Aa akan berkurang menjadi 1/4 bagian sehingga populasi generasi ketiga akan terdiri atas (1/4+1/8) AA, 1/4 Aa, dan (1/4+1/8) aa atau 3/8 AA, 1/4 Aa, 3/8 aa. Dengan demikian, sampai dengan generasi ketiga saja sudah terlihat bahwa frekuensi genotipe homozigot, baik AA maupun aa, mengalami peningkatan, sedang frekuensi heterozigot Aa berkurang.
Genotipe homozigot untuk suatu lokus tertentu – jika kita berbicara individu normal diploid – mempunyai dua buah alel yang sama pada lokus tersebut. Persamaan di antara dua alel pada genotipe homozigot dapat terjadi dengan dua kemungkinan. Pertama, mereka secara fungsional sama sehingga menghasilkan fenotipe yang sama pula. Dua alel semacam ini dikatakan sebagai alel serupa (alike in state). Kemungkinan kedua, mereka berasal dari hasil replikasi sebuah alel pada generasi sebelumnya. Jika hal ini yang terjadi, maka kedua alel tersebut dikatakan seasal atau identik (identical by descent). Untuk menggambarkan besarnya peluang bahwa dua buah alel yang sama pada individu homozigot merupakan alel identik digunakan suatu nilai yang disebut sebagai koefisien silang dalam (inbreeding coefficient). Nilai ini besarnya berkisar dari 0 hingga 1, dan biasanya dilambangkan dengan F. Nilai F sama dengan 0 apabila kedua alel pada individu homozigot tidak mempunyai asal- usul yang sama atau merupakan hasil kawin acak. Sebaliknya, nilai F sama dengan 1 apabila kedua alel sepenuhnya merupakan alel identik atau berasal dari leluhur bersama (common ancestor)yang sangat dekat. Besarnya nilai F dapat dihitung dari diagram silsilah. Misalnya, individu A kawin dengan B menghasilkan dua anak, yaitu C dan D. Selanjutnya, kakak beradik C dan D kawin, mempunyai anak X.  Koefisien silang dalam individu X dapat dihitung sebagai berikut.
Hitung jumlah loop.  Loop adalah jalan yang menghubungkan  kedua orang tua X (C dan D)  melewati leluhur bersama (A dan B).  Pada soal ini terdapat dua loop, yaitu CAD dan CBD.
Hitung  jumlah individu  yang terdapat   pada tiap loop  sebagai nilai
Hitung nilai F dengan rumus :  F = Σ (½)n(1 + FA)
n  = jumlah individu yang terdapat pada tiap loop(pada soal ini terdapat 3 individu, baik pada loopCAD maupun CBD)
FA = koefisien silang dalam leluhur bersama (pada soal ini FA dan FB masing-masing sama dengan 0 karena dianggap sebagai individu hasil kawin acak) Dengan demikian, nilai F individu X (FX) pada contoh soal tersebut di atas adalah :
= (½)3(1 + 0) + (½)3(1 + 0) =   ¼.
Hal ini berarti bahwa peluang bertemunya alel-alel identik yang berasal dari leluhur bersama, baik A maupun B, pada individu X besarnya ¼.
Makin besar nilai F, makin cepat diperoleh tingkat homozigositas yang tinggi. Sebagai gambaran, pembuahan sendiri dapat mencapai homozigositas 100% pada generasi keenam, sementara perkawinan antara saudara kandung baru mencapainya pada generasi keenam belas. Peningkatan homozigositas akibat silang dalam dapat menimbulkan tekanan silang dalam (inbreeding depression) apabila di antara alel-alel identik yang bertemu terdapat sejumlah alel resesif yang kurang menguntungkan.
b.        Outbreeding (silang Luar)
Contoh pada pemuliaan Tanaman antara lain untuk merakit varietas jagung hibrida. Galur murni A disilangkan dengan galur murni B, mendapatkan hibrid H. Namun, karena biji hibrid H ini dibawa oleh tongkol tetuanya (A atau B) yang kecil, maka jumlah bijinya menjadi sedikit dan tidak cukup untuk dijual kepada petani. Oleh karena itu, jagung hibrida yang dipasarkan biasanya bukan hasil silang tunggal(single cross) seperti itu, melainkan hasil silang tiga arah (three-way cross) atau silang ganda (double cross). Pada silang tiga arah hibrid H digunakan sebagai tetua betina untuk disilangkan lagi dengan galur murni lain sehingga biji hibrid yang dihasilkan akan dibawa oleh tongkol hibrid H yang ukurannya besar. Agak berbeda dengan silang tiga arah, pada silang ganda hibrid H disilangkan dengan hibrid I hasil silang tunggal antara galur murni C dan D. Dalam silang ganda ini, sebagai tetua betina dapat digunakan baik hibrid H maupun hibrid I karena kedua-duanya mempunyai tongkol yang besar.
C.        Proses Inbreeding dan Outbreeding dalam Kehidupan Ternak yang Berkaitan Langsung dengan Produktivitasnya
a.         inbreeding
Perkawinan tertutup adalah perkawinan ternak-ternak yang mempunyai suatu hubungan yang semakin dekat kepada satu sama lain dibanding hubungan rerata di dalam populasi terkait. Ukuran nya adalah sehubungan dengan beberapa populasi, sama seperti ukuran hubungan adalah. Pembiakan murni adalah perkawinan tertutup sehubungan dengan keseluruhan jenis, ternak-ternak tetapi berdarah asli tidak banyak lekat hasil perkawinan keluarga sehubungan dengan keturunan mereka. Perkawinan tertutup adalah perkawinan individu yang lebih berhubungan erat dibanding para anggota rerata suatu keturunan atau populasi. Perkawinan tertutup meningkatkan homozygositas dan konsekuensi genetik dari perkawinan tertutup yang muncul secara langsung dari homozygositas yang ditingkatkan. Hal tersebut menegaskan bahwa Inbreeding (perkawinan Tertutup) adalah perkawinan antara saudara satu keturunan yang secara langsung meningkatkan Homozigositas.
Dalam perkawinan ternak yang jumlah populasinya relatif kecil maka sering terjadi perkawinan antar bapak dengan anak, anak dengan anak, kakek dengan cucu dan sebagainya. Nampaknya keadaan ini tak bisa dihindari sehingga dengan meningkatnya intensitas kawin antar keluarga atau inbreeding, akan diikuti pula oleh peningkatan koefisien inbreding. Peningkatan koefisien inbreeding akan di ikuti oleh penurunan kwalitas produksi atau bobot badan. Makin besar koefisien inbreedingnya maka makin besar pula penurunan bobot badan, secara teoritis setiap produksi dalam hal ini bobot badan sebesar 1 %. Mungkin faktor ini merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas produksi ternak sapi di pulau Lombok.
Menciptakan bangsa baru ternak mempunyai dua prosedur yaitu: (1) menciptakan bangsa baru ternak dari kombinasi bangsa , strain, atau tipe ternak lokal yang telah ada, dan (2) prosedur menciptakan bangsa baru ternak guna memenuhi permintaan khusus. Dalam perkembangan terakhir ini, penciptaan bangsa baru ternak lebih banyak diarahkan kepada penciptaan bangsa baru guna memenuhi kebutuhan khusus yang sesuai dengan permintaan pasar. Dalam hal ini, bangsa baru ternak mungkin diciptakan dari suatu bangsa saja dengan tujuan memperoleh bangsa murni untuk type yang diinginkan, dan mungkin pula di ciptakan dengan program perkawinan yang terus-menerus atau dengan saling menyilangkan bangsa crossbreed.
faktor pendukukung pembentukan bangsa baru ini adalah dengan Keberhasilan usaha untuk menghasilkan bangsa baru ternak sangat tergantung pada dua faktor, yaitu pemanfaatan heterosis dan jumlah total ternak-ternak dalam populasi. Adanya heterosis pada keturunan karena adanya pengaruh gen-gen dominan dan besarnya keunggulan dari type crossbred yang digunakan sebagai dasar dari suatu bangsa baru disebaabkan oleh kombinasi gen dengan pengaruh aditif lawan heterosis yang disebabkan oleh pengaruh gen non-aditif . Untuk kepentingan jumlah total ternak-ternak dalam populasi. Populasi yang digunakan untuk membentuk suatu bangsa baru harus cukup besar untuk mencegah derajat silang dalam naik lebih dari 0.5 sampai 1.0 persen tiap generasi. Bila silang dalam meningkat lebih cepat lagi, maka produktivitas dapat cukup tertekan sehingga membahayakan keberhasilan dari bangsa baru itu.
b.        Outbreeding
Silang luar (biak-luar) yang dikombinasikan dengan pemilihan adalah suatu teknik sangat bermanfaat dalam perbaikan keturunan yang mencakup kepada ciri-ciri yang turun temurun yang sangat bermanfaat. Silang luar dikombinasikan dengan pemilihan adalah suatu teknik yang sangat bermanfaat dalam perbaikan keturunan yang mencakup kepada ciri-ciri yang turun temurun sangat bermanfaat. Silang luar, persilangan murni yang tidak bertalian dengan menternakkan binatang-binatang yang dikawinkan di dalam keturunan yang sama disebut juga sebagai penyimpangan hasil pemuliaan. Perkawinan Ternak-ternak tidak memiliki nenek moyang, umum bersebelahan dari silsilah sampai dengan 4 sampai 6 generasi dan keturunan-keturunan persilangan seperti itu dikenal sebagai persilangan jauh. 
Keturunan campuran adalah suatu bentuk spesial dari penyimpangan hasil pemuliaan di mana orang tua memiliki keturunan-keturunan yang berbeda. Itu secara umum mengakibatkan ukuran yang ditingkatkan, vitalitas dan kesuburan; tetapi jumlah dari peningkatan adalah variabel ini di dalam persilangan yang berbeda. Istilah biak-luar sebenarnya kebalikan dari biak-dalam. Membiak-luar adalah perkawinan ternak yang hubungan keluarganya kurang dari hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal, Atau untuk mudahnya dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama paling sedikit empat generasi. Silang luar biasanya menerapkan hanya untuk perjodohan di dalam suatu keturunan yang murni. Bisa berarti hal yang sama sebagai penyimpangan hasil pemuliaan tetapi biasanya menyiratkan juga satu tujuan untuk kembali ke keluarga yang asli atau berusaha mengawinkan hasil penyimpangan pemuliaan . Adalah penting untuk mengingat-ingat bahwa dua mekanisme-mekanisme ini dari tekanan penyimpangan hasil pemuliaan dapat beroperasi pada waktu yang sama. Bagaimanapun, penentuan yang mekanisme lebih penting di dalam populasi tertentu adalah sangat sulit .
Sebagai contoh, jika keturunannya adalah homozygot dominan (frekuensi dari gen dominan ialah 10) dan menternakkan dua homozygot yang ada untuk pasangan gen tertentu ( Frekuensi dan gen resesif itu adalah 10), semua keturunan dari suatu silang ternak-ternak dua keturunan ini akan heterozygot. Karena bentuk keturunan-keturunan adalah homozygous untuk alel-alel yang berbeda satu pasangan, jumlah maksimum dari heterozigositas adalah yang dicapai di dalam generasi F1. Dengan pemisahan gen-gen di dalam generasi-generasi yang kemudian, mengurangi heterozigot, seperti yang ditunjukkan di dalam contoh yang berikut. Statemen ini juga menerapkan ketika lebih dari satu pasang gen-gen mempengaruhi sifat tertentu, sehingga dinyatakan bermacam-macam derajat tingkat dari heterozigot. Jadi, Dengan demikian, kita berbicara tentang satu atau lebih ternak yang heterozygot dibanding yang lain untuk ciri-ciri tertentu .
Penyimpangan hasil pemuliaan adalah suku umum yang diberlakukan bagi setiap sistem pemuliaan di mana binatang-binatang dikawinkan lebih sedikit yang bersifat berhubungan erat dengan rerata dibanding dari populasi yang mana mereka datang. Heterosis adalah perbedaan di dalam kinerja dari keturunan dari rerata jenis-jenis yang berkenaan dengan orangtua yang sering mengamati menternakkan silang luar, mengawinkan yang bentuk sejenis, atau sejenis. Basis fisiologis dan genetik dari heterosis tidak jelas dipahami. Antar di dalam persilangan jenis, heterosis adalah paling nyata untuk ciri-ciri yang turun temurun rendah berhubungan dengan keuntungan kesuburan dan kelangsungan hidup di produksi komersial meskipun menternakkan dan kemungkinan mengawinkan yang sejenis di dalam garis keturunan-keturunan. teknik-teknik Menternakkan pada heterosis yang dirancang untuk ditingkatkan atau memperbaiki kemampuan menggabung bentuk atau kombinasi keturunan dapat meningkatkan aplikabilitas pada ternak. Persilangan jenis, di mana perkawinan keledai dan kuda betina untuk menghasilkan keledai adalah terbaik yang dikenal, cukup untuk menjadi silang subur. Kesuburan sangat rendah atau di antara keturunan dari kebanyakan persilangan jenis. perkawinan mempunyai keuntungan yang berikut. (1) metoda ini adalah sangat efektif karena karakter-karakter yang sebagian besar di bawah kendali dari gen-gen dengan pengaruh penambahan seperti; produksi susu, laju pertumbuhan di dalam ternak, seperti pada daging sapi, dll. (2) sistim yang efektif untuk perbaikan genetika jika dikombinasikan dengan seleksi. (3) merupakan cara terbaik untuk kebanyakan perkawinan. 
Criss-Crossing adalah persilangan ternak yang terpisah dari Crosbreeding. Di mana keduanya sebagai silang alternatif, cara ini dikenal sebagai criss-crossing. Metoda itu diusulkan karena memanfaatkan heterosis di dalam kedua induk dan keturunan. Biak silang hingga saat in tetap memegang peranan penting dalam perbaikan mutu ternak. Banyak ternak yang disebut sekarang Murni (Pure Bred) sebenarnya adalah hasil biak silang beberapa waktu yang lalu dan masalah penentuan istilah antara hasil biak silang dan peranakan atau blasteran tetap ada.
Persilangan rangkap tiga, Di dalam sistim ini tiga keturunan silang di suatu cara relatif. juga dikenal sebagai persimpangan hal persilangan. keturunan-keturunan digunakan di dalam sistim ini. induk dari persilangan menggunakan suatu pejantan dari keturunan-keturunan yang murni bergiliran. Keturunan campuran itu memiliki 4/7 warisan, dari keturunan dari pejantan 2/7 dan induk 1/7 bahan yang diturunkan dari induk sedang yang lain tetap diwariskan . 
Silang balik adalah perkawinan kembali suatu ternak keturunan campuran dengan salah satu ras orangtua yang murni, untuk menghasilkannya. biasanya digunakan oleh peternak-peternak. Ketika salah satu dari orang tua memproses semua atau kebanyakan dari menerima ciri-ciri, silang balik mengizinkan suatu analisa yang pasti dari situasi genetika dibanding menhitung F2. Silang balik adalah kawin suatu binatang kawin silang kembali ke pada yang sama jenis binatang sebagai salah seorang tentangnya perents. Keturunan campuran lebih menguntungkan karena kesuburannya paling tinggi dan induk dapat dijaga untuk periode waktu yang terpanjang dan di mana biaya merawat mereka adalah paling rendah. Sebagian besar untuk keturunan campuran pertimbangan ini diterapkan secara luas pada babi dan unggas dan berikutnya dengan domba-domba.
Biak-silang antara spesies, Hal ini belum bayak dimanfaatkan dalam dunia peternakan karena adanya kesulitan-kesulitan teknis dalam kelanjutan penyilangan ternak yang berbeda jumlah kromosomnya. Sperma dapat saja membuahi sel telur tetapi daya tahan hidup dari embrio umumnya menjadi rendah. Pada umumnya anak jantan pertama (F1) dari hasil persilangan tersebut menjadi mandul. Hingga saat ini, sebagai akibat dari nilai-nilai ekonomis, usaha yang berlanjut mengenai penyilangan antara spesies seakan-akan tidak diteruskan secara umum tetapi lebih ditujukan kepada keperluan-keperluan ilmiah dan penelitian. Dengan bertambah majunya teknologi, termasuk teknologi ilmu keturunan bukanlah mustahil jika di masa mendatang bidang ini menjadi penting dan dapat dilaksanakan dengan baik jika nilai ekonomis produknya akan sangat menguntungkan.
D.       Membedakan Mekanisme Kerja Inbreeding dan Outbreeding dalam Pemuliaan Ternak.
a.      Biak – dalam (Inbreeding)
Perkawinan tertutup adalah perjodohan individu yang lebih berhubungan erat dibanding para anggota rerata suatu keturunan atau populasi. Perkawinan tertutup meningkatkan homozygositas dan konsekuensi genetik dari perkawinan tertutup yang muncul secara langsung dari homozygositas yang ditingkatkan. Koefisien biak-dalam mengukur proporsi tempat yang mempunyai heterozigot di dalam populasi dasar, yang mungkin sudah menjadi homozigot ke perkawinan tertutup.
Jika penurunan dari ternak (subjek pedigri) mempunyai leluhur bersama yang bercermin dari pedigri keturunannya, mereka akan menjadi biak-dalam (inbred) dan derajat atau tingkat dari biak dalam tersebut dapat di hitung dan dinyatakan sebagai “koefisien biak dalam” (inbreeding coefficient). Jadi, tingkat membiak dalam tersebut tergantung dari berapa dekat hubungan keluarga antara kedua penurunnya, sebenarnya sudah dapat membiak-dalam, tetapi jika mereka tidak berhubungan keluarga satu sama lain maka subjek tersebut tidak akan membiak-dalam Keuntungan dari perkawinan tertutup adalah (1) Perkawinan tertutup menghapuskan gen resesif yang tidak diinginkan dari bursa/stock-bursa/stock pembiakan; (2) karena gen-gen yang diinginkan sering binatang-binatang dominan, yang diinginkan baik sering prepotent. Prapotensi istilah berarti kemampuan dari suatu binatang, yang manapun [jantan/pria] atau wanita untuk mengabadikan suatu karakteristik-karakteristik yang di-set yang diberi di dalam keturunan mereka; (3) oleh perkawinan tertutup bentuk atau keluarga-keluarga dapat dikembangkan sebagai dasar dari gen dominan ataupun resesif Murni; (4) perkawinan tertutup ditambahkan dengan pemilihan di atas periode waktu sudah menimbulkan banyak keturunan yang berharga dari ternak; (5) Oleh perkawinan tertutup dan pemilihan banyak rangkaian binatang-binatang labolaratorium seperti tikus-tikus, kelinci-kelinci, guineapigs (Marmut) dll.
Pada umumnya, tindakan gen resesif adalah kurang baik kepada kesehatan. Hal ini bervariasi dari mereka yang gen-gen bersifat mematikan di dalam status terpendam kepada mereka yang mempunyai pengaruh seperti itu yang sedikit bahwa itu dapat dengan susah dicatat atau tidak akan dicatat sama sekali. efek tak diinginkan yang manapun dari perkawinan tertutup adalah karena beberapa pasang gen resesif, masing-masing dimana hanya mempunyai suatu pengaruh merugikan yang sedikit pada ciri yang sama. Mungkin dari hampir semau aksi. jika tidak semua, meskipun seperti itu gen-gen yang demikian kegagalannya itu untuk menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan atau melalui produksi protein-protein tidak biasa dan campuran-campuran lain Koefisien biak- dalam ialah suatu nilai atau tingkat dimana sifat heterozygot diperkecil atau sifat homozigot diperbesar generasi demi generasi di dalam suatu populasi ternak. Kalkulasi dari koefisien biak- dalam dilukiskan sebagai berikut:
Jika suatu populasi ternak tertutup (tidak ada lagi variasi generasi genetik yang masuk di luar), dan pembiakan langsung secara acak, maka tidak dapat dielakkan bahwa akan terjadi suatu peningkatan dari tingkat biak-dalam melalui perkawinan antara keluarga. Di dalam kelompok sapi yang terdiri dari 2 pejantan dan 50 ekor betina, maka sifat heterozigot yang hilang anak menjadi (1/6 + 1/400) atau lebih kurang 6.5 %. 
b.      Biak luar (out breeding)
Istilah biak-luar sebenarnya kebalikan dari biak-dalam. Membiak-luar adalah perkawinan ternak yang hubungan keluarganya kurang dari hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal, Atau untuk mudahnya dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama paling sedikit empat generasi.  Pada sapi-sapi yang Secara genetic seperti sapi Simmental, Limosin dan Brahman mempunyai mutu lebih baik dibandingkan sapi Bali akibatnya keturunan pejantan sapi Simental, Brahman dan Limosin juga mempunyai mutu genetik yang lebih baik diabandingkan keturunan pejantan sapi Bali.
Membiak-luar adalah suatu metode standar untuk memperbesar variasi populasi, biak secara fenotip atau genotip. Keadaan heterozigot dari populasi akan meningkat dan sebagai akibatnya kesegaran/ketahanan dan daya adaptasi ternak terhadap lingkungan juga akan meningkat. Untuk meningkatkan populasi dan produktivitas kambing pada usaha tani lahan kering guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani maka perlu diambil langkah-langkah upaya pengembagan salah satunya penyediaan bibit unggul. Bila dipandang perlu dapat pula mendatangkan bibit kambing yang berasal dari daerah-daerah kering seperti Afrika yang cukup banyak terdapat, bangsa-bangsa kambing dengan pertumbuhan yang baik seperti kambing Mudian. Pejantan kambing ini dapat mencapai bobot badan 50 – 60 Kg.
Biak silang hingga saat in tetap memegang peranan penting dalam perbaikan mutu ternak. Banyak ternak yang disebut sekarang Murni (Pure Bred) sebenarnya adalah hasil biak silang beberapa waktu yang lalu dan masalah penentuan istilah antara hasil biak silang dan peranakan atau blasteran tetap ada. Sehingga Beberapa bangsa diketahui menjadi Inbreed atau mengalami perkawinan galur secara intensif selama tahap-tahap pembentukannya. Biak-silang antara spesial, Hal ini banyak belum bayak dimanfaatkan dalam dunia peternakan karena adanya kesulitan-kesulitan teknis dalam kelanjutan penyilangan ternak yang berbeda jumlah kromosomnya. Sperma dapat saja membuahi sel telur tetapi daya tahan hidup dari embrio umumnya menjadi rendah. Pada umumnya anak jantan pertama (F1) dari hasil persilangan tersebut menjadi mandul. Hingga saat ini, sebagai akibat dari nilai-nilai ekonomis, usaha yang berlanjut mengenai penyilangan antara spesies seakan-akan tidak diteruskan secara umum tetapi lebih ditujukan kepada keperluan-keperluan ilmiah dan penelitian. Dengan bertambah majunya teknologi, termasuk teknologi ilmu keturunan bukanlah mustahil jika di masa mendatang bidang ini menjadi penting dan dapat dilaksanakan dengan baik jika nilai ekonomis produknya akan sangat menguntungkan.
Biak-Silang antara keturunan Breed, Biak silang antara keturunan ialah perkawinan dari hewan atau ternak yang berbeda jenisnya. Meskipun secara tehnik yang dimaksud dengan istilah ini ialah membiak silangkan dua keturunan murni, tetapi dalam aplikasinya sering dilaksanakan dengan suatu sistem yang lebih luas, misalnya membiak silang ulang dua keturunan, membiak silang tiga keturunan dan lain sebagainya. Sebagai suatu akibat dari proses silang-dalam yang memisahkan suatu populasi menjadi sub-populasi yang genetis berbeda, beberapa persilangan galur diharapkan lebih unggul dari populasi asalnya. Silang Luar dan keturunan campuran. Pengaruh yang genetik dari silang luar dan keturunan campuran persisnya kebalikannya itu dari perkawinan tertutup. Sedangkan perkawinan tertutup menuju ke untuk membuat lebih pasang gen-gen homozygous, ke luar melintas dan penyimpangan hasil pemuliaan cenderung untuk meningkatkan heterozigositas di dalam gen-gen di mana orang tua menguasai alel-alel yang berbeda. Jika yang keturunan adalah homozygous dominan (frekuensi dari gen dominan ia 10) dan menternakkan dua homozygous terdesak/terpendam untuk pasangan gen tertentu ( Frekuensi dan gen resesif itu adalah 10), semua keturunan dari suatu salib dari binatang-binatang dua keturunan ini akan heterozygous. Karena keturunan-keturunan dan bentuk yang adalah homozygous untuk alel-alel yang berbeda suatu pasangan, jumlah maksimum dari heterozigositas adalah yang dicapai di dalam generasi F1. Dengan pemisahan gen-gen di dalam generasi-generasi yang kemudiannya, heterozigositas mengurangi, seperti yang ditunjukkan di dalam contoh yang berikut. Statemen ini juga menerapkan ketika lebih dari satu pasang gen-gen mempengaruhi traid tertentu, sehingga bermacam-macam derajat tingkat dari heterozigositas dinyatakan. Jadi; Dengan demikian, kita berbicara tentang satu binatang selagi lebih, atau lebih sedikit, heterozygous dibanding yang lain untuk ciri-ciri tertentu.




























BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Persilangan secara inbreeding merupakan cara untuk menemukan galur murni dalam keturunan sehigga pada dasarnya dilakukan berbagai cara untuk menemukan galur terbaik, untuk mendapatkan hasil yang maksimal inbreeding dilakukan dengan menyilangkan galur murni dari beberapa keturunan yang berkaitan antara beberapa generasi sehingga gen resesi yang letal yang terlihat tidak nampak. Juga terhadap respon imun pada ternak yang memiliki gen homozigot resesif yang merugikan.
Sedangkan Outbreeding merupakan metode penyilangan campuran yang bertujuan untuk mengahasilkan ternak yang berkualitas dalam hal ini peningkatan produktivitas ternak itu sendiri.
















DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. 2012. Dasar Pemuliaan Ternak. http://hidayat-peternakan.blogspot.com /2012/06/dasar-pemuliaan-ternak.html
Innah Wulandari. 2009.Inbreeding dan outbreeding. http://situkangmulung. blogspot.com /2009/03/ inbreeding-outbreeding.html
Innah Wulandari. 2010. Inbreeding dan Outbreeding dalam Peternakan. http://situkangmulung.blogspot.com/2010/01/inbreeding-dan-outbreeding-dalam.html
Rohmat. 2008. Genetika. http://rohmatfapertanian.wordpress.com /tag/genetika/